tegalyoso.id - 27/5/2021.
Konsorsium Yayasan Konservasi Way Seputih bersama WALHI Lampung memfasilitasi Desa Tegal Yoso dalam pembuatan peta tematik tutupan lahan dan peta tataguna lahan serta lokasi interaksi negatif dengan gajah. Pembuatan peta ini dilakukan selama dua bulan antara April - Mei 2021.
Kamis (27 Mei 2021) bertempat di gedung Perpustakaan Desa Tegal Yoso dilakukan sosialisasi draft peta tematik dan peta tataguna lahan untuk dilakukan plotting sebaran lokasi interaksi negatif dengan gajah. Acara sosialisasi ini dilakukan secara on screen menggunakan hasil foto udara resolusi tinggi (skala 1 : 5000) sehingga warga mampu menunjukkan lokasi sebaran interaksi negatif dengan gajah yang terjadi di lokasi selama ini. Berdasarkan masukan dari diskusi, akan dilakukan analisis untuk membuat peta tematik tersebut secara definitif.
Peta tematik dimaksud sebagai data dasar dalam pemberdayaan masyarakat Desa Tegal Yoso untuk memanfaatkan potensi sumber daya alam (SDA) yang berkaitan dengan mitigasi. Budidaya yang dilakukan dengan cara menanam jenis-jenis tanaman yang dihindari gajah agar warga masih memiliki peluang panen apabila terjadi interaksi negatif.
Berdasarkan studi pustaka, jenis tanaman yang dihindari gajah dan akan ditanam nantinya antara lain : kemiri, lemon, sereh wangi, cabai dan bintaro. Pengaturan lokasi dan jarak tanam di lapangan dilakukan secara partisipatif oleh kelompok tani hutan.
Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Desa Tegal Yoso (Mohamad Yani), dihadiri oleh 25 peserta meliputi Kepala Rayon ll TNWK, Kepala UPTD Pertanian, KTH, KWT, Penyuluh Kehutanan, Polhut, Perwakilan Pemerintah Kecamatan Purbolinggo, Perangkat Desa dan perwakilan masyarakat /RT.
Kegiatan pemberdayaan ini didukung oleh Asean Center Biodiversity dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Dari hasil diskusi, berdasarkan pengalaman warga dan petugas diketahui terdapat 40% wilayah desa Tegal Yoso telah menjadi lokasi interaksi dua kelompok Gajah Anita dan Bintang yang berjumlah sekitar 40 ekor. Terdeteksi 12 pintu keluar disepanjang 5 km batas kawasan Taman Nasional. Patroli penjagaan bersama antara petugas Taman Nasional dan masyarakat mitra Polisi hutan serta warga/petani di 12 lokasi pintu keluar dinilai belum efektif dikarenakan koloni gajah Anita dan Bintang berpencar menjadi kelompok kecil, diantaranya sehingga lolos dari penjagaan. Oleh karena itu sangat disadari perlunya kerja sama semua pihak dalam mitigasi mengatasi permasalahan satwa liar ini.
Dalam penutupan acara Balai Taman Nasional Way Kambas menyampaikan penghargaan atas kegiatan ini dan mengharapkan dukungan serta kerjasama yang lebih baik lagi dari seluruh pihak dalam mitigasi permasalahan interaksi negatif dengan gajah dengan masyarakat di Tegal Yoso khususnya dan sepanjang desa penyangga pada umumnya.
Selanjutnya Pemerintah Desa Tegal Yoso, akan mengembangkan lebih lanjut Peta Tematik ini menjadi Peta Administrasi untuk kepentingan pemetaan tata kelola pembangunan desa agar masyarakat lebih mudah dalam mengakses informasi pembangunan dan perkembangan desa dimanapun dan kapanpun. [...]
KUNJUNGI KONTEN DESA TEGAL YOSO TopTy TV
#tegalyososmartvillage
#smartvillagelampungtimur
#smartvillagelampung