tegalyoso.desa.id– Sejumlah mahasiswa Universitas Lampung (UNILA) baru-baru ini mengunjungi Desa Tegal Yoso untuk menggali informasi terkait konflik yang sering terjadi antara gajah liar dari Hutan Way Kambas dan lahan pertanian warga Desa Tegal Yoso. Rasa ingin tahu mereka semakin mendalam terkait dampak yang ditimbulkan oleh kehadiran gajah yang sering memasuki area pertanian yang berbatasan langsung dengan kawasan hutan.
Kepala Desa (Mohamad Yani) menjelaskan bahwa konflik antara gajah dan petani telah menjadi masalah yang cukup lama di desa kami. "Hutan Way Kambas yang menjadi habitat gajah sangat dekat dengan lahan pertanian warga kami. Setiap kali musim kemarau atau musim panen, kawanan gajah sering kali masuk dan merusak tanaman. Ini menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi para petani," ujar Kepala Desa dalam wawancara dengan mahasiswa Unila.
Dalam wawancara yang dilakukan pada tanggal 17/12/2024, mahasiswa-mahasiswa tersebut bertanya kepada Kepala Desa dan Perangkat Desa setempat mengenai pengalaman mereka menghadapi konflik ini. Gajah-gajah liar, yang berasal dari Hutan Way Kambas, kerap kali memasuki lahan pertanian untuk mencari makanan, menyebabkan kerusakan pada berbagai tanaman seperti jagung dan singkong.
Kepala Desa juga mengungkapkan bahwa upaya untuk mengatasi konflik ini sudah dilakukan dengan adanya kanal untuk menghalau gajah. "Kami juga sudah melakukan penyuluhan kepada masyarakat untuk lebih berhati-hati dan mengenali tanda-tanda kedatangan gajah, namun tantangannya memang cukup besar," tambahnya.
Dengan rasa ingin tahu yang tinggi, mahasiswa UNILA berharap wawancara ini dapat membuka wawasan lebih luas mengenai cara-cara untuk mengelola konflik manusia dan gajah yang tidak hanya menguntungkan bagi masyarakat, tetapi juga menjaga kelestarian satwa liar di sekitar kawasan Hutan Way Kambas.
#infodesa