tegalyoso.desa.id- Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa Tegal Yoso melakukan kegiatan pembuatan lubang biopori sebagai bagian dari upaya untuk mengatasi banjir dan meningkatkan kualitas lingkungan nya.
Kegiatan ini dimulai dengan sosialisasi yang dilakukan oleh Kepala Desa (Mohamad Yani), yang menjelaskan manfaat biopori bagi lingkungan. "Biopori adalah solusi sederhana namun efektif untuk mengatasi masalah drainase yang sering kami hadapi setiap musim hujan. Selain itu, biopori juga dapat membantu mengurangi volume sampah organik di lingkungan sekitar." ujar nya
Warga mulai menggali lubang biopori di halaman lingkungan tempat kelompok wanita tani dan beberapa titik strategis di area umum . Setiap lubang biopori memiliki kedalaman sekitar 1 meter dan diameter 10 cm, yang dapat menampung sampah organik untuk dipermentasi menjadi kompos. Sampah organik seperti sisa makanan atau daun kering akan terurai dalam biopori selama beberapa bulan (sekitar 3 hingga 6 bulan) tergantung pada kondisi lingkungan (suhu, kelembapan, dan jenis sampah).
"Saya merasa lebih mudah mengelola sampah organik di rumah dan melihat halaman jadi lebih hijau berkat kompos dari biopori. Selain itu, saya juga merasa lebih aman saat hujan karena air dapat terserap dengan baik," ujar Ibu Siti salah seorang ibu rumah tangga yang turut serta dalam kegiatan ini.
Pengomposan di dalam lubang biopori adalah proses yang cukup alami dan lambat, karena tujuannya bukan untuk menghasilkan kompos dalam waktu singkat, melainkan untuk meningkatkan kualitas tanah dan memperbaiki resapan air. Setelah beberapa bulan, sampah yang dimasukkan ke dalam biopori akan terurai menjadi kompos yang kaya akan nutrisi dan dapat digunakan untuk menyuburkan tanah di sekitar lubang biopori tersebut. Ini adalah langkah kecil yang dapat memberikan dampak besar bagi lingkungan.
#biopori
#sampahorganik
#pengomposan